PROPOSAL
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (PTK)
UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS ALQURAN MELALUI
METODE DRILLDI DI KELAS 2 SDN 013
OLEH
:
HARDIANTOSAH
NIMKO : 1209.14.07.142
LOKAL : A
PRODI: S1 PAI
DOSEN PENGAMPU : DINA LIANA S.Pd. M.Pd
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS ALQURAN MELALUI
METODE DRILLDI DI KELAS 2 SDN 013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengalami
perkembangan. Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi didalam
berbagai aspek kehidupan tidak dapat dihindari. Manusia harus dapat menyikapi
dengan tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama Islam. Dalam hal ini,
pendidikan memegang peranan penting. Pendidikan dianggap mampu mengantarkan
manusia dalam menjalani kehidupan dan berbagai aspeknya.
Pada dasarnya Guru merupakan kunci utama
dalam pengajaran. Guru secara langsung berupaya mempengaruhi, mengarahkan, dan
mengembangkan kemampuan siswa didalam proses pembelajaran, sebab Guru yang
paling banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal
sekolah lainya.
Upaya
guru dalam memberikan pengajaran baca tulis Al-Qur’an tentunya harus
membangkitkan minat siswa yang harus dijaga selama proses pengajaran
berlangsung, karena mudah sekali berkurang atau hilang selama proses
pengajaran. Bila minat telah muncul maka perhatian juga mudah sekali berkurang
atau hilang. Dalam kehidupan ini kita akan selalu berkomunikasi atau berhubungan
dengan orang lain, benda, situasi dan aktivitas-aktivitas yang terdapat
disekitar kita.
Dalam
berhubungan tersebut kita mungkin bersikap menerima, membiarkan atau
menolaknya. Apabila kita menaruh minat, itu berarti kita menyambut atau
bersikap positif dalam berhubungan dengan objek atau lingkungan tersebut dengan
demikian maka akan cenderung untuk memberi perhatian dan melakukan tindakan
lebih lanjut. Secara sederhana Minat dapat diartikan sebagai suatu
kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,
aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai
dengan perasaan senang.[1]
Dan Guru juga harus mampu membangkitkan Motivasi murid sehingga timbul
tingkah laku serta mengarahkanya menuju tujuan tertentu. Menurut Hoy dan Miskel
yang ditulis oleh Abdul Rahman Shaleh, dan Muhib Abdul Wahab motivasi
adalah kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-
kebutuhan, pernyataan-pernyataan, ketegangan (Tensian States), atau
mekanisme-mekanisme lainya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang
diinginkan pencapaian tujuan-tujuan personal.[2]
Sebab Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Sebagai proses,
motivasi mempunyai fungsi antara lain :
1. Memberi semangat dan mengaktifkan murid
agar tetap berminat dan siaga.
2. Memusatkan perhatian anak pada
tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil
jangka pendek dan jangka panjang, oleh karena setiap anak menunjukkan problem
individual sendiri-sendiri, mau tak mau guru harus mengembangkan pemahaman
tentang motif dan motivasi.[3]
Guru menjadi posisi penting di dalam pendidikan.Tugas
guru tidak hanya mengajar yang memindahkan ilmu kepada anak didik, tetapi juga menjadi pendidik yang mengajarkan
nilai-nilai hidup. Guru harus mampu menanamkan keimanan, pemahaman dan
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang beriman
dan bertaqwa kepada Alloh swt serta berakhlak mulia.
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar
mengajar, yang ikut berperan dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang
potensial dibidang pembangunan. Oleh sebab itu guru merupakan salah satu unsur
dibidang pendidikan harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai
tenaga profesional dan harus mampu menciptakan suatu kondisi belajar mengajar
yang baik, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Pada awalnya tugas mendidik adalah murni tugas kedua
orang tua. Akan tetapi, karena perkembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap,
serta kebutuhan hidup sudah sedemikian luas, dalam, rumit, maka orang tua,
tidak mampu lagi melaksanakan sendiri tugas-tugas mendidik anaknya. Pada zaman
yang telah maju ini semakin banyak tugas orang tua sebagai pendidik yang
diserahkan kepada sekolah.[4]
Kemajauan teknologi dan era globalisasi menuntut banyak sekali informasi yang
harus diketahui orang tua untuk dapat membekali nilai-nilai keagamaan kepada
anaknya. Dari problema tersebut, untuk itu sebagai seseorang guru agama
khususnya guru Al-Qur’an Hadits harus berupaya semaksimal mungkin agar dpat
membimbing dan mendidik anak dalam hal keagamaan terutama belajar membaca dan
menulis Al-Qur’an.
Dalam upaya mencapai kehidupan duniawi dan ukhrowi
berimbang. Kiranya tidak akan pernah terwujud tanpa dilandasi dengan ilmu
pengetahuan yang memadai, kemana ilmu pengetahuan hanya diperoleh atau dicapai
melalui proses belajar. Sedang proses belajar itu sendiri harus dimulai dari tahapan
yang paling dasar yaitu membaca dan menulis Al-Qur’an. Pendidikan agama di
lembaga pendidikan bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa
keagamaan pada anak. Namun demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat
tergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami
nilai-nilai agama. Sebab, pendidikan agama lebih dititik beratkan pada
bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntutan agama.
Fungsi sekolah dalam kaitanya dengan pembentukan
jiwa keagamaan anak, antara lain sebagai pelanjut agama di lingkungan keluarga
atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak menerima pendidikan
agama dalam keluarga.[5] Dalam
Al-Qur’an memerintahkan kepada umat Islam untuk Belajar, sejak ayat pertama
kali di turunkan kepada Nabi Muhammad saw, yaitu Surat al-Alaq 1-5. Yang berbunyi:
ù&tø%# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{
z`»|¡SM}$#
ô`ÏB
@,n=tã ÇËÈ ù&tø%# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ
ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ
z`»|¡SM}$#
$tB óOs9 ÷Ls>÷èt
ÇÎÈ
Artinya : “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
maha pemurah. Yang mengajar ( manusia dengan perantaraan kalam. Dia
memngajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.[6] ( Q.S. Al-Alaq 1-5 )
Perintah untuk ” membaca “ dalam ayat itu disebut
dua kali; perintah kepada Rosul saw. Dan selanjutnya perintah kepada seluruh
umat baik secara etimologis berupa membaca huruf-huruf yang tertulis dalam
buku-buku, maupun terminologis, yakni membaca dalam arti yang lebih luas,
maksudnya seluruh alam semesta (ayatul kaum).[7] Atau
maksud ayat ini adalah Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Kalau diperhatikan semangat kaum Muslimin dalam
meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an sungguh amat sangat menyedihkan,
Karena kegemaran mereka dalam membuka dan membaca Al-Qur’an telah sangat tipis.
Sulit didapati dalam satu TPQ /Diniyah yang bisa baca tulis dengan baik dan
sempurna .
Tidak sedikit umat islam yang belum menyadari itu,
banyak masyarakat muslim Indonesia dipedesaan dan perkotaan bisa dengan mudah
dijumpai anak-anak dan remaja muslim yang belum mampu membaca Al-Qur’an.
Padahal Al-Qur’an diakui sebagai kitab sucinya dan menjadi pedoman hidup
sehari-hari.[8]
Membaca Al-Qur’an adalah ibadah[9]
Padahal membaca pada suatu malam dan menulis
Al-Qur’an mempunyai banyak pahala, diantaranya :
1. Barang siapa membaca 10 ayat
al-Qur’an, maka ia tidak dicatat termasuk orang-orang yang lupa.
2. Barang siapa yang membaca 10 ayat
dalam suatu malam maka akan dicatat termasuk orang-orang yang sholat.
3. Barangsiapa yang membaca 50 ayat
dalam suatu malam maka ia dicatat termasuk orang-orang yang sholat.
4. Barang siapa yang membaca 100
ayat dalam suatu malam maka ia tidak dicatat termasuk orang-orang yang lupa.
5. Menurut Ibnu Umar ia berkata :
Barangsiapa yang membaca 100 ayat dalam suatu malam maka ia dicatat
sebagai ibadah semalam.
6. Menurut Abu Sholih ia berkata :
Barangsiapa yang membaca 100 ayat dalam suatu malam maka ia dicatat
termasuk orang-orang yang beribadah.
7. Menurut Abu Said Al-Khudry ia berkata :
Barangsiapa yang membaca 10 ayat dalam suatu malam maka dicatat termasuk
orang-orang yang berdzikir, Dan barangsiapa yang membaca 500 - 1000 ayat
pada subuhnya maka baginya satu qhintar pahala ( sepenuh kantong kulit emas ).[10]
Salah satu pendidikan agama yaitu melalui baca tulis
Al-Qur’an. Kesadaran baca tulis Al-Qur’an harus ditanamkan sejak dini. Guru
sebagai pendidikan disekolah diharapkan berperan aktif dalam menumbuhkan
kesadaran tersebut. Sehingga akan mengantarkan anak didik untuk menjalani
kehidupan selanjutnya dimasyarakat yang beriman dan berakhlakul karimah.
Masa anak-anak merupakan masa yang kondusif untuk
pembiasaan perilaku keagamaan, seperti pembiasaan mendirikan sholat lima waktu,
pembiasaan membaca Al-Qur’an, pembiasaan berdo’a, pembiasaan berbakti pada
kedua orang tua, dll. Dengan demikian, perilaku keagamaan itu jika dibiasakan
sejak masa anak-anak, maka dapat berpengaruh secara lebih mendalam pada masa
dewasa. Oleh karena itu, para orang tua , pendidik, dan tokoh agama masyarakat
disekitar anak-anak memiliki peranan penting dalam membantu pembiasaan
berperilaku keagamaan yang baik kepada mereka.[11]
Dalam proses belajar mengajar, ada empat komponen
penting yang
berpengaruh bagi keberhasilan siswa dalam belajar,
yaitu: bahan ajar, suasana
belajar, media dan sumber belajar serta guru sebagai
subyek belajar.
maka di dalam proses belajar mengajar, guru
hendaknya harus memiliki
metode agar siswa dapat belajar secara efektif ,
efisien, dan mengena pada
tujuan yang diharapkan.[12]
Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar
mengajar mempunyai beberapa indicator, diantaranya:
mampu membuka
pelajaran, mampu menyajikan materi, mampu
menggunakan metode dan
setrategi, mampu menggunakan media dan alat peraga,
mampu menggunakan
bahasa yang komunikatif, mampu memotifasi siswa,
mampu mengorganisasi
kegiatan, mampu menyimpulkan pelajaran, mampu
memberikan umpan balik,
mampu melaksanakan penelitian, dan mampu menggunakan
waktu dengan
baik.[13]
Seorang tenaga pendidik haruslah kreatif dan
professional, harus
mampu menggunakan pengetahuan dan kecakapannya dalam
memilih
pendekatan, model, dan dan setrategi pembelajaran
serta menggunakan metode
Metode adalah cara yang
digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran.13Metode digunakan
untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan.
Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung
pada cara guru
menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi
pembelajaran hanya
mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan
metode pembelajaran.[14]
Mutu proses sangat sangat banyak bergantung pada
kemampuan guru dalam
menguasai dan mengaplikasikan teori-teori keilmuan
pendidikan.[15] Oleh
karena
itu kemampuan srategi pelaksanaannya memegang
peranan yang sangat
penting dan guru harus mampu memilih pendekatan dan
metode pembelajaran
yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran.[16]
Seorang siswa sangat perlu memiliki ketangkasan atau
keterampilan
dalam sesuatu, terlebih dalam mengerjakan soal-soal
hitungan. Oleh sebab itu,
di dalam proses belajar mengajar perlu diadakan
latihan-latihan untuk
menguasai keterampilan tersebut. Sehingga dalam
memilih metode
pembelajaran, guru harus mampu bertindak seselektif
mungkin guna
mewujudkan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Seorang peserta didik akan
lebih mudah mebnerima materi yang diajarkan oleh
guru jika mereka
merasakan kesenangan ketika menjalankan proses
pembelajaran di kelas. Ilmu
yang mereka dapatkan juga akan lebih bertahan lama
jika konsep-konsep yang
telah diterima sering digunakan dalam bentuk
latihan-latihan. Maka salah satu
tekhnik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan
tersebuat adalah dengan
menggunakan tekhnik latihan atau Drill.
Metode Drill adalah suatu suatu tekhnik yang dapat
diartikan sebagai
suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan latihan agar
siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang
lebih tinggi dari apa yang
telah dipelajari.
Dalam metode Drill ini,
setiap latihan harus berbeda dengan
latihan sebelumnya karena situasi dan pengaruh
latihan yang berbeda pula.
Selain itu guru juga perlu memperhatikan dan
memahami nilai dari latihan itu
sendiri serta kaitannya dengan seluruh pembelajaran
di sekolah. Dalam
persiapan sebelum memasuki latihan guru harus
memberikan pengertian dan
perumusan tujuan yang jelas bagi siswa dan
selanjutnya siswa dianjurkan untuk
mengerjakan latihan-latihan yang dikehendaki guru
sesuai dengan konsep- konsep yang telah diajarkan sebelumnya. Latihan yang
praktis, mudah
dilakukan, serta teratur melaksanakannya akan
membina anak dalam
meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan
siswa mampu memiliki
ketangkasan tersebut dengan sempurna. Hal ini akan
menunjang siswa dalam
berprestasi dalam bidang tertentu.[17]
Berdasarkan pengamatan awal di
Sekoah Dasar Negri 013 Indra Giri Hilir,
guru mengajar siswa dengan metode ceramah kemudian meminta
siswa untuk membaca ayat al-quran. Jika dilihat sepintas, metode mengajar ini tidak
jauh
beda dengan penggunaan metode drill, hanya saja
latihan ini tidak dilakukan
secara terus menerus. Dengan kata lain ketika masih
ada beberapa siswa yang
belum bias menguasai materi, materi harus tetap
dilanjutkan yang bisa jadi hal ini disebabkan karena adanya tuntutan target kurikulum
yang begitu padat dan menyebabkan kegiatan
pembelajaran terkesan jadi tergesa-gesa sehingga
mengakibatkan kurangnya keterampilan siswa dalam
membaca maupun menulis ayat al-quran yang bahkan
sudah diajarkan
sebelumnya.[18]
Hal ini menunjukkan kurangnya latihan siswa dalam
mengerjakan soal-soal latihan yang berkaitan dengan
konsep yang telah
diterima sebelumnya. Sehingga pemahaman serta
kemampuan siswa kurang
bisa mengendap dan bertahan lama. Terlebih untuk membaca
dan menulis al-quran sangat diperlukan latihan terus-menerus supaya
mereka lebih terampil dalam
menyelesaikan tes.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka
penulis mengambil
sebuah judul untuk penelitian ini “UPAYA GURU PAI
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS ALQURAN MELALUI METODE DRILLDI DI KELAS
2 SDN 013”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasi
masalahnya sebagai berikut:
1.
Tidak semua siswa lacar membaca Al-Quran.
2.
Siswa kesulitan ketika menulis ayat-ayat Al-Quran.
3.
Siswa tidak bisa menyebut dan menulis huruf dengan benar
4.
Siswa sukar untuk menghafal ayat-ayat al quran
5.
Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan
media klasikal yang sama untuk setiap materi yang disajikan.
6.
Masih banyak siswa yang terbata-bata dalam membaca al quran
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah
“Bagaimana upaya
guru pai dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al quran melalu metode drilldi
di kelas II Sekolah Dasar Negri 013 Kabupaten Indragiri Hilir ?”
D. Tujuan Penelitian
1.
Secara umum
tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Upaya Guru Al-Qur’an PAI Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an
siswa di SDN 013 Kabupaten indragiri
Hilir.
2.
Untuk mengetahui Apa yang menjadi faktor pendukung
Guru Al-Qur’an PAI Dalam
Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an siswa di SDN 013 Kabupaten indragiri
Hilir.
3.
Untuk mengetahui Apa yang menjadi faktor penghambat
Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an siswa di SDN 013 Kabupaten indragiri
Hilir. untuk melihat dan memperoleh data serta mengetahui
penerapan metode
drillidi dapat
meningkatkan kemampuan
baca tulis siswa pada Alquran di kelas II Sekoa Dasar Negri Indragiri Hilir.
Secara
khusus tujuan penelitian ini adalah:
1.
Guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPA melalui penerapan media lingkungan yang dapat memotivasi
siswa selama proses pembelajaran IPA berlangsung hingga tujuan yang ingin
dicapai dapat diperoleh secara maksimal.
2.
Siswa akan measa bahwa lingkungna tempat tinggalnya
begitu berarti karena dapat membantunya untuk memperoleh ilmu pengetahuan
ketika proses pembelajaran IPA
3.
Siswa dapat belajar melalui lingkungan sebagai media
pentrasfer informasi.
E. Manfaat Penelitian
Dengan diterapkannya metode dapat
membantu guru PAI
mentransfer ilmu dalam
proses pembelajaran pada kemampuan baca tulis di kelas II Sekolah Dasar Negri o13 Indra Guri Hilir, maka penelitian ini bermanfaat
untuk:
Secara
teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan
untuk memperkaya khasanah ilmiah,
khususnya yang berkaitan dengan penerapan metode Drill dalam meningkatkan
kemampuan baca tulis siswa
2. Secara praktis
a. LembagaPendidikan
Sekolah Dasar Negri Indra Giri Hilir
Sebagai masukan dan bahan
petimbangan dalam menentukan
dan meningkatkan kemampuan baca
tulis Al quran. Penggunaan
metode drill ini akan
mempermudah para guru dalam mengaktifkan
pembelajaran di kelas untuk
meningkatkan prestasi belajar baca dan tulis al quran siswa. Dengan
diterapkannya metode drill ini akan memberikan
kemudahan bagi siswa untuk
lebih terampil dan terlatih memaca dan menulis ayat-ayat al-quran dan
memberikan motivasi bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Peneliti
lain
Bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai referensi
dalam
melakukan penelitian yang lebih lanjut.
c. Perpustakaan STAI AULIA URRASIDIN Tembilahan.
Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan
pemikiran
sebagai upaya pengembangan ilmu pendidikan, serta
dapat dijadikan
referensi dalam memilih dan menerapkan strategi,
metode ataupun
media pembelajaran yang akan digunan
[1] Abdul Rahman Shaleh,
dan Muhib Abdul Wahab, Psikolog Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,
( Jakarta: Prenada Media, 2004 ), hal. 262 - 263
[2] Ibid, hal. 132-133.
[3] Zakiah, Deradjat, Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008 ), hal. 141
[4] Ahmad Tafsir, Ilmu
pendidikan dalam prespektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
hal. 32
[5] Jalaludin, Psikologi
agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal 232
[7] Yusuf Qardhawi, Al-Aqlu
wal-Ilmu fil-Qur’anil Karim, ( Jakarta: Gema Insani, 2004 ), hal. 35.
[8] Ali Rohmad, Kapita
Selekta Pendidikan, ( Yogyakarta: TERAS, 2009 ), hal.346
[9] Syaikh Muhammad Jamil
Zainu, Petunjuk Praktis Bagi Para Penduduk Muslim, (Solo: Pencipta
Istiqomah, 1997 ), hal. 120.
[10] Athiq Bin Ghaits
Al-Balady, Keutamaan-keutamaan Al-Qur’an Menurut Hadits-Hadits Rosululloh
SAW, (Semarang : CV. Toha Putra, 1993 ), hal. 60 - 63
[11] H. Ali Rohmad, Kapita
Selekta Pendidikan, ( Yogyakarta: TERAS, 2009 ), hal 345 - 346
[12] Heruman, Model
Pembelajaran…, hlm. 5
[13] 0Depdiknas,
Pedoman... hlm. 14
[15] 5Ahmad Tafsir, IlmuPendidikanDalamPerspektif Islam, (Bandung: PT
RemajaRosdakarya, 1994), hlm. 54