cara cepat dapat duit

Senin, 17 April 2017

proposal ptk upaya guru pai dalam meningkatkan kemampuan baca tulis dengan metode drill di sd 013 tembilahan

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS ALQURAN MELALUI METODE DRILLDI DI KELAS 2 SDN 013
LOGO BARU WARNA 2010
OLEH :
HARDIANTOSAH
NIMKO : 1209.14.07.142

LOKAL : A
PRODI: S1 PAI

DOSEN PENGAMPU : DINA LIANA S.Pd. M.Pd




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN


UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS ALQURAN MELALUI METODE DRILLDI DI KELAS 2 SDN 013


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengalami perkembangan. Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi didalam berbagai aspek kehidupan tidak dapat dihindari. Manusia harus dapat menyikapi dengan tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama Islam. Dalam hal ini, pendidikan memegang peranan penting. Pendidikan dianggap mampu mengantarkan manusia dalam menjalani kehidupan dan berbagai aspeknya.
Pada dasarnya Guru merupakan kunci utama dalam pengajaran. Guru secara langsung berupaya mempengaruhi, mengarahkan, dan mengembangkan kemampuan siswa didalam proses pembelajaran, sebab Guru yang paling banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal sekolah lainya.
Upaya guru dalam memberikan pengajaran baca tulis Al-Qur’an tentunya harus membangkitkan minat siswa yang harus dijaga selama proses pengajaran berlangsung, karena mudah sekali berkurang atau hilang selama proses pengajaran. Bila minat telah muncul maka perhatian juga mudah sekali berkurang atau hilang. Dalam kehidupan ini kita akan selalu berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain, benda, situasi dan aktivitas-aktivitas yang terdapat disekitar kita.
Dalam berhubungan tersebut kita mungkin bersikap menerima, membiarkan atau menolaknya. Apabila kita menaruh minat, itu berarti kita menyambut atau bersikap positif dalam berhubungan dengan objek atau lingkungan tersebut dengan demikian maka akan cenderung untuk memberi perhatian dan melakukan tindakan lebih lanjut. Secara sederhana Minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai dengan perasaan senang.[1] Dan Guru juga harus mampu membangkitkan Motivasi murid sehingga timbul tingkah laku serta mengarahkanya menuju tujuan tertentu. Menurut Hoy dan Miskel yang ditulis oleh Abdul Rahman Shaleh, dan Muhib Abdul Wahab motivasi adalah kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan- kebutuhan, pernyataan-pernyataan, ketegangan (Tensian States), atau mekanisme-mekanisme lainya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan pencapaian tujuan-tujuan personal.[2] Sebab Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Sebagai proses, motivasi mempunyai fungsi antara lain :
1.    Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan siaga.
2.    Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
3.    Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan jangka panjang, oleh karena setiap anak menunjukkan problem individual sendiri-sendiri, mau tak mau guru harus mengembangkan pemahaman tentang motif dan motivasi.[3]
Guru menjadi posisi penting di dalam pendidikan.Tugas guru tidak hanya mengajar yang memindahkan ilmu kepada anak didik, tetapi  juga menjadi pendidik yang mengajarkan nilai-nilai hidup. Guru harus mampu menanamkan keimanan, pemahaman dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Alloh swt serta berakhlak mulia.
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Oleh sebab itu guru merupakan salah satu unsur dibidang pendidikan harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional dan harus mampu menciptakan suatu kondisi belajar mengajar yang baik, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Pada awalnya tugas mendidik adalah murni tugas kedua orang tua. Akan tetapi, karena perkembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, serta kebutuhan hidup sudah sedemikian luas, dalam, rumit, maka orang tua, tidak mampu lagi melaksanakan sendiri tugas-tugas mendidik anaknya. Pada zaman yang telah maju ini semakin banyak tugas orang tua sebagai pendidik yang diserahkan kepada sekolah.[4] Kemajauan teknologi dan era globalisasi menuntut banyak sekali informasi yang harus diketahui orang tua untuk dapat membekali nilai-nilai keagamaan kepada anaknya. Dari problema tersebut, untuk itu sebagai seseorang guru agama khususnya guru Al-Qur’an Hadits harus berupaya semaksimal mungkin agar dpat membimbing dan mendidik anak dalam hal keagamaan terutama belajar membaca dan menulis Al-Qur’an.
Dalam upaya mencapai kehidupan duniawi dan ukhrowi berimbang. Kiranya tidak akan pernah terwujud tanpa dilandasi dengan ilmu pengetahuan yang memadai, kemana ilmu pengetahuan hanya diperoleh atau dicapai melalui proses belajar. Sedang proses belajar itu sendiri harus dimulai dari tahapan yang paling dasar yaitu membaca dan menulis Al-Qur’an. Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab, pendidikan agama lebih dititik beratkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntutan agama.
Fungsi sekolah dalam kaitanya dengan pembentukan jiwa keagamaan anak, antara lain sebagai pelanjut agama di lingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak menerima pendidikan agama dalam keluarga.[5] Dalam Al-Qur’an memerintahkan kepada umat Islam untuk Belajar, sejak ayat pertama kali di turunkan kepada Nabi Muhammad saw, yaitu Surat al-Alaq 1-5. Yang   berbunyi:
ù&tø%# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ   zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ    
Artinya : “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajar ( manusia dengan perantaraan kalam. Dia memngajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.[6] ( Q.S. Al-Alaq 1-5 )

Perintah untuk ” membaca “ dalam ayat itu disebut dua kali; perintah kepada Rosul saw. Dan selanjutnya perintah kepada seluruh umat baik secara etimologis berupa membaca huruf-huruf yang tertulis dalam buku-buku, maupun terminologis, yakni membaca dalam arti yang lebih luas, maksudnya seluruh alam semesta (ayatul kaum).[7] Atau maksud ayat ini adalah Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Kalau diperhatikan semangat kaum Muslimin dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an sungguh amat sangat menyedihkan, Karena kegemaran mereka dalam membuka dan membaca Al-Qur’an telah sangat tipis. Sulit didapati dalam satu TPQ /Diniyah yang bisa baca tulis dengan baik dan sempurna .
Tidak sedikit umat islam yang belum menyadari itu, banyak masyarakat muslim Indonesia dipedesaan dan perkotaan bisa dengan mudah dijumpai anak-anak dan remaja muslim yang belum mampu membaca Al-Qur’an. Padahal Al-Qur’an diakui sebagai kitab sucinya dan menjadi pedoman hidup sehari-hari.[8] Membaca Al-Qur’an adalah ibadah[9]
Padahal membaca pada suatu malam dan menulis Al-Qur’an mempunyai banyak pahala, diantaranya :
             1.     Barang siapa membaca 10 ayat al-Qur’an, maka ia tidak dicatat termasuk orang-orang yang lupa.
             2.     Barang siapa yang membaca 10 ayat dalam suatu malam maka akan dicatat termasuk orang-orang yang sholat.
             3.     Barangsiapa yang membaca 50 ayat dalam suatu malam maka ia dicatat termasuk orang-orang yang sholat.
             4.     Barang siapa yang membaca 100 ayat dalam suatu malam maka ia tidak dicatat termasuk orang-orang yang lupa.
             5.     Menurut Ibnu Umar ia berkata : Barangsiapa yang membaca 100 ayat dalam suatu malam maka ia dicatat sebagai ibadah semalam.
             6.     Menurut Abu Sholih ia berkata : Barangsiapa yang membaca 100 ayat dalam suatu malam maka ia dicatat termasuk orang-orang yang beribadah.
             7.     Menurut Abu Said Al-Khudry ia berkata : Barangsiapa yang membaca 10 ayat dalam suatu malam maka dicatat termasuk orang-orang yang berdzikir, Dan barangsiapa yang membaca 500 - 1000 ayat pada subuhnya maka baginya satu qhintar pahala ( sepenuh kantong kulit emas ).[10]

Salah satu pendidikan agama yaitu melalui baca tulis Al-Qur’an. Kesadaran baca tulis Al-Qur’an harus ditanamkan sejak dini. Guru sebagai pendidikan disekolah diharapkan berperan aktif dalam menumbuhkan kesadaran tersebut. Sehingga akan mengantarkan anak didik untuk menjalani kehidupan selanjutnya dimasyarakat yang beriman dan berakhlakul karimah.
Masa anak-anak merupakan masa yang kondusif untuk pembiasaan perilaku keagamaan, seperti pembiasaan mendirikan sholat lima waktu, pembiasaan membaca Al-Qur’an, pembiasaan berdo’a, pembiasaan berbakti pada kedua orang tua, dll. Dengan demikian, perilaku keagamaan itu jika dibiasakan sejak masa anak-anak, maka dapat berpengaruh secara lebih mendalam pada masa dewasa. Oleh karena itu, para orang tua , pendidik, dan tokoh agama masyarakat disekitar anak-anak memiliki peranan penting dalam membantu pembiasaan berperilaku keagamaan yang baik kepada mereka.[11]
Dalam proses belajar mengajar, ada empat komponen penting yang
berpengaruh bagi keberhasilan siswa dalam belajar, yaitu: bahan ajar, suasana
belajar, media dan sumber belajar serta guru sebagai subyek belajar.
maka di dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya harus memiliki
metode agar siswa dapat belajar secara efektif , efisien, dan mengena pada
tujuan yang diharapkan.[12] Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar
mengajar mempunyai beberapa indicator, diantaranya: mampu membuka
pelajaran, mampu menyajikan materi, mampu menggunakan metode dan
setrategi, mampu menggunakan media dan alat peraga, mampu menggunakan
bahasa yang komunikatif, mampu memotifasi siswa, mampu mengorganisasi
kegiatan, mampu menyimpulkan pelajaran, mampu memberikan umpan balik,
mampu melaksanakan penelitian, dan mampu menggunakan waktu dengan
baik.[13]
Seorang tenaga pendidik haruslah kreatif dan professional, harus
mampu menggunakan pengetahuan dan kecakapannya dalam memilih
pendekatan, model, dan dan setrategi pembelajaran serta menggunakan metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.13Metode digunakan
untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan. Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru
menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya
mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.[14]
Mutu proses sangat sangat banyak bergantung pada kemampuan guru dalam
menguasai dan mengaplikasikan teori-teori keilmuan pendidikan.[15] Oleh karena
itu kemampuan srategi pelaksanaannya memegang peranan yang sangat
penting dan guru harus mampu memilih pendekatan dan metode pembelajaran
yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran.[16]
Seorang siswa sangat perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan
dalam sesuatu, terlebih dalam mengerjakan soal-soal hitungan. Oleh sebab itu,
di dalam proses belajar mengajar perlu diadakan latihan-latihan untuk
menguasai keterampilan tersebut. Sehingga dalam memilih metode
pembelajaran, guru harus mampu bertindak seselektif mungkin guna
mewujudkan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Seorang peserta didik akan
lebih mudah mebnerima materi yang diajarkan oleh guru jika mereka
merasakan kesenangan ketika menjalankan proses pembelajaran di kelas. Ilmu
yang mereka dapatkan juga akan lebih bertahan lama jika konsep-konsep yang
telah diterima sering digunakan dalam bentuk latihan-latihan. Maka salah satu
tekhnik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebuat adalah dengan
menggunakan tekhnik latihan atau Drill.
Metode Drill adalah suatu suatu tekhnik yang dapat diartikan sebagai
suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar
siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang
telah dipelajari.
Dalam metode Drill ini, setiap latihan harus berbeda dengan
latihan sebelumnya karena situasi dan pengaruh latihan yang berbeda pula.
Selain itu guru juga perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu
sendiri serta kaitannya dengan seluruh pembelajaran di sekolah. Dalam
persiapan sebelum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan
perumusan tujuan yang jelas bagi siswa dan selanjutnya siswa dianjurkan untuk
mengerjakan latihan-latihan yang dikehendaki guru sesuai dengan konsep- konsep yang telah diajarkan sebelumnya. Latihan yang praktis, mudah
dilakukan, serta teratur melaksanakannya akan membina anak dalam
meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan siswa mampu memiliki
ketangkasan tersebut dengan sempurna. Hal ini akan menunjang siswa dalam
berprestasi dalam bidang tertentu.[17]
Berdasarkan pengamatan awal di Sekoah Dasar Negri 013 Indra Giri Hilir,
guru mengajar siswa dengan metode ceramah kemudian meminta siswa untuk membaca ayat al-quran. Jika dilihat sepintas, metode mengajar ini tidak jauh
beda dengan penggunaan metode drill, hanya saja latihan ini tidak dilakukan
secara terus menerus. Dengan kata lain ketika masih ada beberapa siswa yang
belum bias menguasai materi, materi harus tetap dilanjutkan yang bisa jadi hal ini disebabkan karena adanya tuntutan target kurikulum yang begitu padat dan menyebabkan kegiatan pembelajaran terkesan jadi tergesa-gesa sehingga
mengakibatkan kurangnya keterampilan siswa dalam membaca maupun menulis ayat al-quran  yang bahkan sudah diajarkan
sebelumnya.[18] Hal ini menunjukkan kurangnya latihan siswa dalam
mengerjakan soal-soal latihan yang berkaitan dengan konsep yang telah
diterima sebelumnya. Sehingga pemahaman serta kemampuan siswa kurang
bisa mengendap dan bertahan lama. Terlebih untuk membaca dan menulis al-quran sangat diperlukan latihan terus-menerus supaya mereka lebih terampil dalam
menyelesaikan tes.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mengambil
sebuah judul untuk penelitian ini UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS ALQURAN MELALUI METODE DRILLDI DI KELAS 2 SDN 013”.

B.     Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
1.    Tidak semua siswa lacar membaca Al-Quran.
2.    Siswa kesulitan ketika menulis ayat-ayat Al-Quran.
3.    Siswa tidak bisa menyebut dan menulis huruf dengan benar
4.    Siswa sukar untuk menghafal ayat-ayat al quran
5.    Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan media klasikal yang sama untuk setiap materi yang disajikan.
6.    Masih banyak siswa yang terbata-bata dalam membaca al quran

C.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana upaya guru pai dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al quran melalu metode drilldi di kelas II Sekolah Dasar Negri 013 Kabupaten Indragiri Hilir ?”
D.    Tujuan Penelitian
1.    Secara umum tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Upaya Guru Al-Qur’an PAI Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an siswa di SDN 013 Kabupaten indragiri Hilir.
2.    Untuk mengetahui Apa yang menjadi faktor pendukung Guru Al-Qur’an PAI Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an siswa di SDN 013 Kabupaten indragiri Hilir.
3.    Untuk mengetahui Apa yang menjadi faktor penghambat Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an siswa di SDN 013 Kabupaten indragiri Hilir. untuk melihat dan memperoleh data serta mengetahui penerapan metode drillidi dapat meningkatkan kemampuan baca tulis siswa  pada Alquran di kelas II Sekoa Dasar Negri Indragiri Hilir.
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:
1.    Guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan media lingkungan yang dapat memotivasi siswa selama proses pembelajaran IPA berlangsung hingga tujuan yang ingin dicapai dapat diperoleh secara maksimal.
2.    Siswa akan measa bahwa lingkungna tempat tinggalnya begitu berarti karena dapat membantunya untuk memperoleh ilmu pengetahuan ketika proses pembelajaran IPA
3.    Siswa dapat belajar melalui lingkungan sebagai media pentrasfer informasi.

E.     Manfaat Penelitian
Dengan diterapkannya metode  dapat membantu guru PAI mentransfer ilmu dalam proses pembelajaran pada kemampuan baca tulis di kelas II Sekolah Dasar Negri o13 Indra Guri Hilir, maka penelitian ini bermanfaat untuk:
Secara teoritis
1.    Hasil penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk  memperkaya khasanah ilmiah, khususnya yang berkaitan dengan penerapan metode Drill dalam meningkatkan kemampuan baca tulis siswa
2.    Secara praktis
a.  LembagaPendidikan Sekolah Dasar Negri Indra Giri Hilir
Sebagai masukan dan bahan petimbangan dalam menentukan
dan meningkatkan kemampuan baca tulis Al quran. Penggunaan
metode drill ini akan mempermudah para guru dalam mengaktifkan
pembelajaran di kelas untuk meningkatkan prestasi belajar baca dan tulis al quran siswa. Dengan diterapkannya metode drill ini akan memberikan
kemudahan bagi siswa untuk lebih terampil dan terlatih memaca dan menulis ayat-ayat al-quran dan memberikan motivasi bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b.  Peneliti lain
Bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai referensi dalam
melakukan penelitian yang lebih lanjut.
c. Perpustakaan STAI AULIA URRASIDIN Tembilahan.
Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran
sebagai upaya pengembangan ilmu pendidikan, serta dapat dijadikan
referensi dalam memilih dan menerapkan strategi, metode ataupun
media pembelajaran yang akan digunan




[1] Abdul Rahman Shaleh, dan Muhib Abdul Wahab, Psikolog Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, ( Jakarta: Prenada Media, 2004 ), hal. 262 - 263
[2] Ibid, hal. 132-133.
[3] Zakiah, Deradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008 ), hal. 141
[4] Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan dalam prespektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 32
[5] Jalaludin, Psikologi agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal  232
[6] DEPAG RI, Al-Qur’an Terjemah, (Jakarta: Gema Risalah Press Bandung, 1989). Hal. 1120
[7] Yusuf Qardhawi, Al-Aqlu wal-Ilmu fil-Qur’anil Karim, ( Jakarta: Gema Insani, 2004 ), hal. 35.
[8] Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, ( Yogyakarta: TERAS, 2009 ), hal.346
[9] Syaikh Muhammad Jamil Zainu, Petunjuk Praktis Bagi Para Penduduk Muslim, (Solo: Pencipta Istiqomah, 1997 ), hal. 120.
[10] Athiq Bin Ghaits Al-Balady, Keutamaan-keutamaan Al-Qur’an Menurut Hadits-Hadits Rosululloh SAW, (Semarang : CV. Toha Putra, 1993 ), hal. 60 - 63
[11] H. Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, ( Yogyakarta: TERAS, 2009 ), hal 345 - 346
[12] Heruman, Model Pembelajaran…, hlm. 5
[13] 0Depdiknas, Pedoman... hlm. 14
[14] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta, Prenada Media Group, 2007), hlm. 147
[15] 5Ahmad Tafsir, IlmuPendidikanDalamPerspektif Islam, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1994), hlm. 54
[16] 16Muhammad Zaini,Pengembangan… hlm.87
[17] aifulRahman, ManajemenPembelajaran,( Malang: Yanizar Group, 20010) hlm. 93-94
[18] Observasi pribadi di SDN 013 Indragiri Hilir, tanggal 8 Afril 2017.